Ilmu Budaya Dasar #1
Disusun Oleh:
Nur Sofia
Suciatiningsih
NPM: 15515200
1PA16
Universitas Gunadarma
Program Sarjana Psikologi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil
karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan
meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan
jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh
dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan
yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya,
serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya
kelakuan.
Kebudayaan merupakan
pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan
yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia
serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk,
sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan
sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh
nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada
pandangan hidup dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap
manusia (Geertz, 1973b).
Kebudayaan yang telah
menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat bila ada
rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai
gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya sehingga
kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para warga masyarakat di
mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam kehidupan sosial
warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan dan hasil
kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan kelangsungan
hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka pertahankan. Namun seiring berjalannya waktu dan teknologi semakin canggih, rasa
tanggung jawab masyarakat Indonesia sudah mulai pudar terhadap budaya.
Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Hal ini disebabkan semakin
gencarnya media elektronik, seperti tv dan internet yang selalu menayangkan
kebudayaan luar. Hal ini dengan mudahnya merusak pola pikir masyarakat
khususnya para generasi muda, mereka cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan
beralih ke budaya luar.
Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa
Indonesia, maka dari itu kita wajib untuk menjaga dan melestarikannya. Hal ini
sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan
tersebut. Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Jika perlu
pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di Indonesia agar tidak jatuh ke
tangan Negara lain. Sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar
karena arus global, sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera
diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan diakuinya budaya Indonesia oleh
negara lain. Salah satu masalah tersebut adalah di akuinya lagu daerah yang
berasal dari Maluku “Rasa Sayang-sayange", serta “Angklung” dari Jawa Barat
yang juga akan dipatenkan oleh negara Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang
pedulinya bangsa Indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu di
akui oleh bangsa lain, Indonesia mulai bingung. Lalu dimanakah peran masyarakat
Indonesia yang bertanggung jawab dalam melestarikan budaya-budaya bangsa?
1.2 Rumusan Masalah
1. Budaya-budaya
apa saja yang ada di Indonesia?
2.
Permasalahan-permasalahan apa saja yang
dialami oleh kebudayaan tersebut?
3.
Upaya-upaya
apa saja yang dapat kita lakukan untuk melestarikan kebudayaan
tersebut?
1.3 Manfaat dan Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang apa dan seberapa penting kebudayaan-kebudayaan yang
ada di Indonesia, serta mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang
dialami oleh kebudayaan tersebut dan upaya atau peran kita untuk melestarikan
kebudayaan tersebut. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dasar.
BAB
II
ISI
Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa dan budaya. Salah satunya kebudayaan
jawa barat ini. Jawa barat terkenal dengan budaya sunda, tarian jaipongnya
yang sudah terkenal, wayang goleknya yang unik dan mengagumkan, dan yang tidak
kalah mengagumkan adalah angklung, merupakan alat musik yang terbuat dari bambu
yang menghasilkan suara khas yang tiada bandingannya dan hanya indonesialah
yang memiliki alat musik ini, semua ini adalah ciri khas jawa barat. Kebudayaan
Sunda merupakan salahsatu kebudayaan yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia
yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan-kebudayaan
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
Sistem Kepercayaan
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian
kecil yang tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy
yang tinggal di Banten, tetapi juga ada yang beragama Katolik,
Kristen, Hindu, Budha. Praktek-praktek sinkretisme dan mistik
masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda
ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta. Keseimbangan
magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial
dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal yang menarik
dalam kepercayaan Sunda adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh
budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal yang menitiskan sebagian
kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara kehidupan
manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi
jembatan untuk mengkomunikasikan kabar baik kepada mereka.
Mata pencaharian
pokok orang Sunda pada umumnya bertani. Diperkirakan ada 85 % penduduk Jawa
Barat hidup dari hasil pertanian. Daerah persawahan di Jawa Barat terbentang di
sepanjang daerah pantai utara dari timur laut serta di pedalaman yang merupakan
daerah pegunungan. Selain bertani juga orang Sunda menguasai usaha bercocok
tanam di ladang. Untuk mengisi waktu panen penduduk di daerah melakukan usaha
membuat kerajinan tangan seperti membuat anyaman, bordir pakaian, dsb.
Sebagian penduduk ada
yang bermatapencaharian sebagai buruh pabrik, nelayan, pengrajin, guru,
pegawai negeri dan pengusaha.
Kesenian Khas Jawa Barat
Ø
Tari merak
Tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek
untuk menarik hati sang betina. Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya
yang panjang dan berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Gerak gerik
sang jantan yang tampak seperti tarian yang gemulai untuk menampilkan pesona
dirinya yang terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual
perkawinan mereka. Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian
ini kerap digunakan sebagai tarian persembahan bagi tamu atau menyambut
pengantin pria menuju pelaminan. Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas
burung merak dan ciri khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan
payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari dengan satu gerakan yang anggun
menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung
merak yang disebut singer yang akan bergoyang setiap penari menggerakkan
kepalanya. Dalam setiap acara tari merak paling sering ditampilkan terutama
untuk menyambut tamu agung atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama
budaya Pasundan ke tingkat Internasional.
Ø
Tari Jaipongan
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan
atau tari jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena
merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu
ketuk tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula,
yaitu Degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang,
Go’ong, Saron, Kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam musik
Eropa/Amerika. Ciri khas dari tari jaipong ini adalah musiknya yang menghentak,
dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama
mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan
atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering
dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan. Dan
masih banyak tarian lainnya yg berasal dari tanah sunda/jawa barat.
Ø
Wayang Golek
Jepang boleh terkenal dengan ‘Boneka Jepangnya’, maka tanah Sunda terkenal
dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara
boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap
pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam
menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan wayang golek
diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya
dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu
pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai
sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan
berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan
tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti
Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama
dari tanah India. Dalam wayang golek, ada ‘tokoh’ yang sangat
dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti
Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu
memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa
penonton. Seorang dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan
variasi yang sangat menarik.
Ø
Pencak Silat
Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa
Barat, yang kini sudah menjadi kesenian Nasional. Pada awalnya pencak Silat ini
merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip
dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang
atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang
dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan
kain yang orang sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini
ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik
pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
Ø
Calung
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung,
calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu
yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil
sehingga menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini
biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam
lawakan.
Ø
Angklung
Angklung adalah alat musik
tradisional Indonesia yang berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya daerah
Jawa Barat. Alat musik ini sangat erat dengan bambu dimana sejak dahulu bambu
memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Pada 2010, alat musik angklung diklaim oleh Malaysia sebagai miliknya. Namun hal ini berakhir
baik. Angklung sebagai alat musik bambu Indonesia dikukuhkan sebagai salah satu
warisan budaya UNESCO dari Indonesia pada November 2010.
Angklng juga membawa nama
baik Indonesia ke kancah Internasional, sepeti halnya pada waktu lalu di bulan
April dalam rangka peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Pertunjukan
angklung yang dimainkan 20 ribu orang di Stadion Siliwangi, Bandung. memecahkan rekor pergelaran musik angklung dengan
pemain terbanyak pada Museum Rekor Indonesia (MURI). Dimainkan dalam acara “Harmony of Angklung for
The World” dalam rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) ini
juga akan dicatatkan dalam rekor dunia Guinness World of Record setelah diadakan rapat di London. Selain
di Indonseia, sebelumnya rekor pergelaran angklung
dengan jumlah peserta terbanyak diselenggarakan di Beijing, Australia, dan
Washington DC.
2.2 Kebudayaan di Maluku
Dalam dunia internasional provinsi Maluku lebih di
kenal sebagai Moluccas. Ibukota Maluku adalah Ambon. Padatahun 1999 provinsi
Maluku di mekarkan menjadi 2 provinsi menjadi Maluku dan Maluku utara yang
beribukota di sofifi.
Bahasa
Maluku
Karena provinsi Maluku memiliki banyak sekali pulau, disini juga terdapat
berbagai macam bahasa. Tapi biasanya di pakai di Maluku adalah jenis bahasa
melayu Ambon, yang masih satu dialek bahasa melayu. Berikut nama-nama bahasa
yang berasal dari Maluku:
-Bahasa seti
-Bahasa Alune
-Bahasa Nuaulu
-Bahasa Wamale
-Bahasa Koa
Agama
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Islam dan
Kristen. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang
telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang
menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta pedagang Arab di pesisir Pulau
Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun
2009 adalah Mesjid 1.188 buah, Gereja 1.597 buah, Pura 10 buah dan Wihara 4
buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 50 persen, Kristen Protestan
sebesar 40 persen, Kristen Katholik 9 persen dan lainnya 1 persen. Gereja
Protestan Maluku merupakan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki
jemaat gereja di hampir seluruh desa dan negeri kristen di seluruh Maluku. Pada
tahun 2008, jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 621 orang, dimana jemaah
haji terbanyak berasal dari Kota Ambon sebanyak 339 orang.
Kesenian Khas Maluku
- Tarian Khas Maluku
Cakalele
merupakan tarian
tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para
penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari
wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Cakelele merupakan tarian tradisional
khas Maluku. Para
penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan
kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi
kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari
alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari perempuan
mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua
tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi
musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup.
- Pakaian Adat Khas Maluku
Baju
Cele bermotif garis-garis geometris atau berkotak-kotak kecil. Biasanya, baju
Cele dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh
berbeda, yang penting harus seimbang dan serasi. Baju cele
dipakai dalam upacara-upacara adat (acara pelantikan raja, acara cuci negeri,
acara pesta negeri, acara panas pela, dan lain-lain). Supaya
lebih terlihat serasi, baju Cele pun dikombinasi dengan kain pelekat yang
dinamakan disalele. Pemakaian sarung ini ada di luar dan melapisi baju yang ada
di dalamnya. Sarung dipakai sampai batas lutut dan menggunakan lenso, yaitu
sapu tangan yang diletakan di pundak. Biasanya pakaian ini digunakan tanpa alas
kaki tapi ada juga masyarakat yang menggunakan selop sebagai gantinya.
- Rumah Adat Khas Maluku
Baileo itu sebutan atau nama dari rumah adat
orang Maluku, dengan bentuk bangunan yang besar, material bangunan sebagian
besar berbahan dasar kayu, kokoh dengan cukup banyak ornamen, ukiran yang
menghiasi seluruh bagian dari rumah tersebut. Baileo merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai tempat pertemuan warga (balai bersama), selain sebagai tempat
pertemuan/
kegiatan. Baileo
juga berfungsi untuk menyimpan benda-benda suci, senjata atau pusaka
peninggalan dari nenek moyang warga kampung tersebut.
- Senjata Tradisional Khas Maluku
Senjata tradisional yang terkenal di Maluku adalah
Parang Salawaku. Panjang parang 90-100cm, sedangkan Salawaku (perisainya)
dihiasi dengan motif-motif yang melambangkan keberanian. Parang
tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai
besi khusus. Tangkai parang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi atau
kayu gupasa. Sedangkan Salawaku (perisainya) terbuat dari kayu yang keras pula.
Selain untuk keperluan perang, parang salawaku dipakai pula dalam menarika tari
Cakalele.
- Lagu Daerah Khas Maluku
Lagu daerah khas Maluku seperti ayo mama, burung
kakatua, burung tantina, mande-mande,
nona manis siapa yang punya, rasa sayange, dan masih banyak lagi.
Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange
adalah lagu berbahasa asli Maluku. Lagu ini merupakan lagu anak anak yang
selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu oleh masyarakat Maluku untuk
mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat. Lagu
ini digunakan oleh departemen pariwisata Malaysia untuk
mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan
bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago). Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu
"Rasa Sayange" adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat
yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia
itu adalah salah. Gubernur melihat bukti
otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti
tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor
menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa
Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya
ditemukan. 'Rasa Sayange' diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman
Lokananta Solo 1962. Pada tanggal 11 November
2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim,
mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia. Namun, ada beberapa sumber
yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa
Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia. Bagaimanapun juga masih ada kontroversi mengenai
pemilik sebenarnya lagu Rasa Sayang ini, lagu ini sebelumnya pernah dinyanyikan
dalam bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mangeshkar dalam film Singapore pada
tahun 1960 yang disutradarai Shakti Samanta. Syuting
film tersebut telah dimulai sejak tahun 1959 di Singapura,
saat itu Singapura berada di bawah Persekutuan Tanah Melayu. Film ini
merupakan film Bollywood pertama yang syutingnya secara penuh di luar
negara India.
Film ini dalam bahasa Hindi berjudul "Hai Pyar Ka Hi Naam Ra Sa".
Film ini dibintangi oleh Shammi Kapoor, Maria Menado, dan Padmini. Hindia-Belanda pernah membuat rekaman promosi
menggunakan lagu ini sebelum Perang Dunia II. Film ini, berjudul Insulinde zooals
het leeft en werkt, diterbitkan antara tahun 1937 dan 1940, dan
dikelaskan sebagai film bisu (tidak berbicara).
2.3 Upaya-Upaya Melestarikan Kebudayaan
Kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu:
A.
Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan
cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika
kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar
dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan demikian dalam setiap
tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
B.
Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan
cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat
difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun
untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda dapat mengetahui
tentang kebudayaanya sendiri.
Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita
juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri.
Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang
dilakukan oleh negara - negara lain.Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka
terkadang tidak bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih
bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya
kita sebagai orang timur. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab
kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita
baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka
curi secara diam-diam.
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan
budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran
yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air.
Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada
upaya pelestarian kebudayaan nasional.Salah satu kebijakan pemerintah yang
pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap
event-event akbar nasional, misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya.
Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa
budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari
negara tetangga. Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan.
Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki.
Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal
kebudayaan daerah.
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada berbagai
cara dalam melestarikan budaya, salah satunya adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
memajukan budaya lokal.
b.
Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi
budaya lokal beserta pemberdayaan danpelestariannya.
c.
Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi,
kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritasyang tinggi.
d.
Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak
punah.
e.
Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola
keanekaragaman budaya lokal.
Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh
bangsa indonesia dan setiap kebudayaan mempunyai ciri khas masing–masing.
Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya dan
beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena
ketahanan kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita
terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing karena tidak semua budaya asing
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan tidak sedikit kebudayaan
asing membawa dampak negatif. Sebagai negara kepulauan pasti sulit untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat. Namun hal itu pasti
bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan
sehingga kebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan
tidak punah apalagi sampai dibajak atau dicuri oleh negara lain karena kebudayaan
tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan negara.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara
yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, dan kebudayaan tersebut berbentuk
kebudayaan lokal. Budaya asing yang terus masuk tanpa terbengdung ke Indonesia
dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia,
sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut
sehingga budaya Indonesia dapat tetap ada. Berbagai cara dapat dilakukan dalam
melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki
adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga
dengan rasa memiliki serta mencintai budaya akan membuat orang mempelajarinya
sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaan akan terus ada.
Ada berbagai upaya yang dapat
dilakukan untuk melestarikan budaya, diantaranya yaitu:
1.
Menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa.
2.
Ikut melestarikan budaya dengan
cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya.
3.
Mensosialisasikan kepada
orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga
atau melestarikannya.
3.2 Saran
Diakhir
makalah ini, penulis hanya bisa memberi saran kepada generasi muda bangsa
Indonesia bahwa pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman kebudayaan
yang dimiliki oleh Indonesia agar dapat dilihat oleh generasi-generasi
berikutnya dan agar bangsa kita tetap mempunyai identitas sebagai bangsa yang
memiliki beragam-ragam suku dan budaya.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar