Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) TMII





Pp iptek



Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Science Center ) atau disingkat PP-IPTEK adalah sarana pembelajaran luar sekolah untuk menumbuh kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi secara mudah, menghibur, berkesan dan kreatif. Gagasan pendiriannya berawal dari Mentri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Prof.Dr.B.J.Habibie, yang berkeinginan bagaimana mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Dibangunlah PP-IPTEK digedung terminal B Skylift-TMII di atas lahan seluas 1000 m2 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991.

PP-IPTEK menempati gedung baru terletak di poros utama kawasan timur Taman Mini Indonesia Indah menghadap Monumen Persahabatan Negara Non Blok. Gedung ini bergaya arsitektur futuristic, bangunan ini merupakan bangunan besar yang menempati areal terluas ke dua di TMII.
Pusat peragaan ini dibangun dengan maksud menyadarkan masyarakat mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia secara cepat. Arah perkemabngan ini harus disadari agar kita dapat mengikutinya untuk kemudian maju bersama perkembangan tersebut. Peragaan di PP-IPTEK dibuat sangat menyenangkan dan menghibur, melalui berbagai program dan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan. Melalui interaksi ini, diharapkan mampu mendorong tumbuhnya pemikiran tentang apa, mengapa dan bagaimana iptek digali dan dimanfaatkan bagi umat manusia agar lebih nyaman dan sejahtera.

Sebelum masuk PP-IPTEK, kita diharuskan untuk membeli tiket masuk yang terhitung cukup terjangkau senilai Rp 16.500/orang.
Pertama kali saya masuk PP-IPTEK telah disajikan sebuah peragaan yang bernama GYRO Xtreme



Gyro Xtreme merupakan sebuah mesin giroskop manusia. Giroskop adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, berdasarkan prinsip-prinsip momentum sudut. Gyro xtreme juga dikenal dengan nama Aerotrim ditemukan pada tahun 80 oleh Helmut Suchy, seorang penemu Austria, mesin ini digunakan sebagai alat terapi sakit pada tulang belakang. Giroskop manusia ini juga dikembangkan oleh NASA untuk mempersiapkan astronot dalam kondisi tanpa bobot.

Selanjutnya, saya berjalan ke arah kanan dari pintu masuk dan selama perjalanan saya melihat bebarapa pajangan-pajangan mengenai tokoh-tokoh ilmuwan beserta beberapa profilnya dan saya juga melihat adanya peragaan sepeda di atas kabel




Sepeda di atas kabel adalah alat peraga yang menjelaskan tentang kesetimbangan pada suatu benda. Kesetimbangan suatu benda tergantung pada distribusi dan massa benda itu sendiri. Pada alat peraga sepeda kabel ini hanya orang yang memenuhi syarat yang bisa mencoba yaitu minimal tinggi badan: 135 cm, maksimal berat badan: 50 kg dan kita juga perlu membayar lagi dengan harga murah senilai Rp 2.200.

Setelah itu saya mendengar pemberitahuan akan diadakan pemutaran film tentang awal terbentuknya bumi ini sehingga dapat dihuni oleh banyak makhluk hidup seperti kita dan lainnya di area auditorium lantai 1. Walaupun hanya sebentar saya mengikuti pemutaran film tersebut tetapi cukup menambah wawasan saya akan bumi tempat saya tinggal dan bernapas, selanjutnya saya melanjutkan ke lantai 2, terdapat wahana cahaya. Saya melihat beberapa alat peraga yang menarik di sana, seperti:



Ini adalah alat peraga yang bernama penguraian cahaya.

Setelah saya melihat-lihat wahana cahaya di dalam, saya memutuskan untuk keluar karena saya kurang nyaman berada di dalam yang ruangannya gelap gulita. Di sekitar wahana cahaya juga terdapat beberapa alat peraga, antara lain:


Ini adalah alat peraga bola melayang yang diakibatkan adanya tekanan udara dari luar.


Selanjutnya, saya memasuki wahana gelombang dan listrik. Di dalam wahana ini banyak peraga yang cukup menarik perhatian saya, seperti:



Ini adalah alat peraga yang bernama bola listrik.


Ini adalah alat peraga yang bernama katrol.


Lalu pada saat saya berkunjung ke wahana gelombang dan listrik ini beruntung karena adanya percobaan secara langsung mengenai listrik yang bervolt tinggi melebihi 220 volt dan dapat kita sentuh tapi tidak menimbulkan cedera apapun, padahal listrik ini dapat menghantarkan lampu neon yang ada disekitarnya sehingga menyala.





Sebelum saya mengakhiri perjalanan selama di PP-IPTEK saya menyempatkan untuk melihat replika hewan purba. Terdapat 3 hewan purba di sini, diantaranya Tyrannosaurus Rex, Triceratops, dan Megalania.












Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Teori Biogenesis (Fransisco Redi)

Ilmu Budaya Dasar #1