Rangkuman Novel Perempuan di Titik Nol
Perempuan di Titik Nol
Seorang dokter bangsa Mesir yang
sedang melakukan penelitian di kalangan wanita Mesir. Saat sedang melakukan
penelitiannya di penjara Qanatir, ia bertemu dengan seorang wanita yang sedang
menunggu hukuman mati yang diterimanya, bernama Firdaus.
Firdaus merupakan wanita yang
berasal dari keluarga miskin dan seorang pelacur yang kini berada di dalam sel
penjara dengan hukuman mati karena telah membunuh seorang laki-laki. Ia
merupakan tahanan wanita yang sangat tertutup, ia menolak semua kunjungan dan
tidak mau berbicara kepada siapa pun. Ia bahkan menolak untuk menandatangani
permohonan kepada Presiden supaya dengan begitu hukumannya dapat diubah menjadi
hukuman kurungan seumur hidup. Ia telah benar-benar siap untuk mati. Tetapi
pada akhirnya, Firdaus mau menceritakan hidupya kepada seorang peneliti sebelum
tiba waktunya di hukum mati.
Kehidupan Firdaus sangatlah rumit
dan penuh konflik tragis. Sejak kecil Firdaus sudah mendapatkan tekanan secara
fisik maupun psikisnya karena ayahnya sangat egois hanya mementingkan diri
sendiri, ibunya pun tak pernah mempunyai nasib lebih baik dari Firdaus karena
ibunya dianggap budak oleh ayahnya. Saudara-saudara Firdaus satu demi satu
meninggal karena kelaparan.
Sejak ia masih anak-anak, Firdaus
yang polos telah mendapatkan perbuatan asusila dari teman bermainnya di ladang
yang bernama Muhammadain. Ketika ayah dan ibunya meninggal, ia tinggal dengan
pamannya yang umurnya jauh lebih tua dari Firdaus, walaupun pamannya bersikap
lebih lembut dari ayahnya, namun pamannya juga melakukan perbuatan asusila kepada
Firdaus. Selama tinggal dengan pamannya, Firdaus di masukkan ke sekolah dasar
dan Firdaus dapat menamatkan sekolahnya di sekolah dasar.
Setelah beberapa waktu berlalu,
sikap pamannya Firdaus berubah. Paman Firdaus menikah dengan puteri gurunya
ketika Firdaus memasuki sekolah menengah. Tanpa Firdaus ketahui mengapa, suatu
hari Paman dan isterinya marah kepadanya. Akhirnya Firdaus dimasukkan ke asrama
sekolah khusus puteri. Firdaus merupakan salah satu murid yang cerdas. Ia rajin
membaca di Perpustakaan. Hingga kemudian ia lulus dari sekolah menengah dan
pamannya membawanya pulang. Namun tak mungkin bagi pamannya untuk
menyekolahkannya ke perguruan tinggi karena perekonomian keluarga pamannya yang
terbatas, sedangkan mencarikannya pekerjaan dengan modal ijazah sekolah
menengah akan sulit. Isteri pamannya, yang tidak suka dengan keberadaan Firdaus
di rumah mereka, mengusulkan untuk menikahkan Firdaus dengan saudaranya yang
duda bernama Syekh Mahmoud.
Akhirnya Firdaus yang usianya belum
19 tahun menjadi istri Syekh Mahmoud seorang tua berumur 60 tahun yang di bawah
bibirnya terdapat bisul yang selalu mengeluarkan aroma busuk. Hidup Firdaus
jauh lebih tersiksa ketika menjadi istri Syekh Mahmoud. Syekh Mahmoud suka
memukulinya sampai berdarah karena Syekh Mahmoud orangnya sangat pelit dan
perhitungan. Namun
lama-kelamaan Firdaus pun tak tahan dan memilih untuk pergi
dari rumah Syekh Mahmoud dengan membawa ijazah sekolah menengahnya.
Dia berpikir akan mendapatkan pekerjaan dengan ijazah yang dia miliki.
Firdaus berlari di sepanjang jalan,
sampai akhirnya ia bertemu dengan penjual warung kopi bernama Bayoumi. Awalnya
ia mengira Bayoumi adalah lelaki yang baik, perhatian dan sopan karena mau
membantu Firdaus dengan memberikan makanan dan tempat tinggal. Namun Bayoumi
memiliki niat buruk sama seperti paman dan suaminya yang suka memukul dan
berbuat asusila. Bahkan Bayoumi mengundang teman-temannya untuk berbuat asusila
dengan Firdaus. Beruntung pada suatu hari tetangganya
melihatnya lewat kisi-kisi pintu. Tetangganya itu menolongnya, dan ia akhirnya
bisa keluar dari rumah Bayoumi.
Sampai akhirnya, Firdaus kemudian
bertemu Sharifa Salah el Dine perempuan yang memberinya tempat tinggal sebuah
apartement yang nyaman, mewah, kamar yang wangi, kasur yang lembut, dan pakaian
yang indah. Namun, Sharifah tak lebih dari seorang germo yang berniat untuk
menjadikan Firdaus seorang pelacur. Firdaus tidak sadar,
bahwa dirinya selama ini telah dimanfaatkan Sharifa untuk menghasilkan uang.
Salah seorang lelaki yang mendatangi kamarnya itulah yang kemudian
menyadarkannya. Sekali lagi, Firdaus kabur dari tempatnya tinggalnya yang mewah
sekarang. Ia kembali berjalan di sepanjang jalan pada waktu tengah malam sampai
seorang polisi menghampiri Firdaus. Polisi itu mempunyai maksud untuk tidur
dengan Firdaus dengan janji akan memberikannya sejumlah uang serta ancaman
dibawa ke kantor polisi bila menolak. Setelah polisi itu meninggalkannya tanpa
memberinya uang yang telah dijanjikan. Setelah itu ia kembali menyusuri jalan
dan kemudian seorang laki-laki bermobil yang menawarkan tumpangan. Lelaki itu
beranggapan bahwa Firdaus adalah seorang pelacur sehingga lelaki itu membawanya
ke rumah, memandikannya, dan menidurinya setelahnya Firdaus diberikan uang
sebesar 10 pon.
Berkat sepuluh pon itu, kepercayaan
diri Firdaus mulai tumbuh. Ia mulai berani menolak dan memilih lelaki yang
diinginkannya, dan memasang harga yang mahal atas tubuhnya. Firdaus merasa
memiliki kebebasan, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan. Ia
kemudian menjadi pelacur yang sukses tanpa adanya andil seorang germo, Firdaus
sekarang telah memiliki sebuah apartemen, seorang koki, rekening bank yang
terus bertambah, waktu senggang untuk bersantai, jalan-jalan atau berbelanja
serta teman-teman yang ia pilih sendiri. Suatu ketika, salah satu temannya yang
berprofesi sebagai seorang wartawan bernama Di’aa mengatakan bahwa profesi
Firdaus sebagai pelacur itu “tidak terhormat”, dan terus memikirkannya.
Hidupnya lalu berubah drastis lewat sepatah kalimat pendek itu.
Dengan ijazah sekolah menengah serta
kesungguhannya, Firdaus mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan industri besar.
Karena gajinya yang kecil, ia hanya bisa menyewa sebuah bilik kecil tanpa kamar
mandi di sebuah kawasan yang kumuh. Di perusahaan tempat ia bekerja, terjadi
kesenjangan yang lebar antara karyawan berpangkat tinggi dan karyawan rendahan.
Banyak karyawati yang merelakan tubuh mereka pada para atasan agar lekas naik
pangkat atau agar tidak dikeluarkan. Namun Firdaus tidak akan menghargai
dirinya semurah itu, terlebih karena pengalamannya sebagai seorang pelacur yang
biasa dibayar dengan harga sangat mahal. Tidak seorang pun di perusahaan itu
yang bisa menyentuhnya.
Di
perusahaan itu juga ia kenal dengan salah seorang karyawan bernama Ibrahim,
seorang revolusioner, memimpin komite rovolusioner yang memperjuangkan hak-hak
karyawan rendahan. Mereka saling mengungkapkan cinta, bahkan tidur bersama.
Wajah Firdaus menjadi lebih berseri karena sedang jatuh cinta. Tetapi setalah
tau Ibrahim bertunangan dengan putri presiden direktur. Ini penderitaan paling
sakit yang pernah ia rasakan. Selama menjadi pelacur, perasaannya tak pernah
ambil bagian, namun dalam cinta, ia memberikan segala emosi yang paling dalam.
Karena patah hati, Firdaus memutuskan keluar dari perusahaan itu. Ia kembali
menjadi pelacur. Ia berpikiran menjadi pelacur yang sukses lebih baik daripada
seorang suci yang sesat dan berpikiran bahwa ia tidak ditakdirkan untuk
mencapai apa yang dia harapkan.
Setelah
beberapa waktu menekuni menjadi pelacur yang sukses kembali karena telah
dipandang oleh kaum laki-laki baik dari dalam atau dari luar Mesir. Kemudian ia
didatangi germo bernama Marzouk yang mengancamnya agar menjadi ‘menager’ untuk
Firdaus . Firdaus sudah tidak tahan dengan segala ancamannya, ia mencoba pergi
jauh, namun di depan pintu, Marzouk mencegatnya. Terjadilah perkelahian. Ketika
Marzouk ingin mengambil pisau dari kantungnya, Firdaus cepat mendahuluinya, dan
menikamkan pisau itu dalam-dalam ke leher, dada, dan perut Marzouk. Lalu
Firdaus meninggalkan tempat kejadian.
Setelah
kejadian itu, Firdaus bertemu dengan pangeran Arab dan mendesak Firdaus untuk
tidur dengannya. Di sini Firdaus menceritakan bahwa dia telah membunuh seorang
laki-laki tetapi dia bukan penjahat, dia hanya membunuh penjahat. Pangeran Arab
pun sangat marah dan merasa terancam. Akhirnya polisi memasukkan Firdaus ke
penjara. Firdau merasa bangga dengan hukuman mati yang diterima olehnya, karena
ia merasa benar atas kejahatan yang telah ia lakukan. Sehingga dengan adanya
kebenaran yang diakuinya membuat para penjahat yang sebenarnya takut dengannya.
Firdaus mengatakan kebenaran hidup yang sederhana, tetapi menakutkan dan penuh
kekuatan telah memberikannya lindungan akan rasa takut mati, atau takut
kehidupan.
Komentar
Posting Komentar